Pramuka (terkenal) di Tahun 1998
".....lebih
baik diganti Pramuka". Kalimat terakhir itu sebuah renovasi total syair
lagu "Mars ABRI". Lagunya diawali dengan "Angkatan bersenjata Republik
Indonesia......(dst)" dan bait syair dari Mars ABRI itu ada yang
berbunyi demikian "....mempertahankan Republik Indonesia." Nah, pada
bait itu kemudian diganti menjadi "....lebih baik diganti Pramuka."
Sungguh yang menggubah syair Mars ABRI ini orang yang sangat kreatif dan
luar biasa. (Semoga orang ini diberikan kelimpahan kesejahteraan...)
Mars
ABRI ini berubah total di jalanan saat marak aksi demo mahasiswa 1998.
Saya paling bersemangat saat menyanyikan lagu "Mars ABRI" yang kemudian
menjadi salah satu "Mars Mahasiswa" yang demo di jalanan, lapangan
kampus dan juga di Gedung MPR. Tidak saja menggugah semangat di tengah
terik panas jalanan Ibu Kota, tetapi rasanya memang pas dengan tuntutan
mahasiswa waktu itu yakni agar Dwi Fungsi ABRI dicabut.
Mars
ABRI ini memang sangat gagah dan menggugah rasa nasionalisme. Anak-anak
yang tumbuh di waktu ORBA, pasti akan sering mendengar Mars ABRI.
Termasuk saya waktu itu sering mendengarnya di TV dan radio. Tentu di
sekolah saat peringatan hari-hari nasional dan hari ABRI. Kebetulan
waktu saya SD, saya sekolah di yayasan milik polisi (Kemala
Bhayangkara). Mars ABRI selalu dinyanyikan dan membuat hapal di luar
kepala saat upacara peringatan hari nasional. Betapa tidak bangganya
rakyat memiliki ABRI sebagai lembaga pembela negara dan penjaga RI.
Tetapi semakin lama orang tahu bagaimana perilaku dan tindakan para
tentara waktu itu. Saya pun juga demikian, semakin banyak tahu dan
(diajari untuk berpikir kritis), menjadi semakin tidak yakin, apakah
memang ABRI membela negaranya sendiri. Karena yang terasa adalah banyak
kasus di RI yang dilakukan ABRI justru menjadi sangat menakutkan. Jika
teman-teman pernah berdekatan dengan kelompok-kelompok marginal dan
kemudian ikut mengorganisir mereka, di zaman ORBA, pasti akan bertemu
dengan bapak tentara. Mulai dari sekedar dikasih nasehat sampai dengan
ancaman serius terhadap diri anda.
Sosok
bapak tentara menjadi "momok" yang menakutkan di siang hari dan
terlebih di malam hari. Baju hijau tidak lagi membuat mata sejuk tetapi
membuat hati bergetar (antara takut dan nyali berani berbaur jadi satu).
Tidak ada yang lebih menakutkan bertemu ABRI daripada sundel bolong.
Pengalaman itu menjadi demikian meluas dan memiliki daya kejut kuwat
bagi para kelompok-kelompok perlawawan untuk memposisikan ABRI sebagai
salah satu musuh bersama. ABRI akhirnya menjadi alat rezim untuk
menakut-nakuti rakyat. Lah terus gimana mereka mau menjaga RI, kalau
rakyatnya sendiri malah menjadi musuh? Itu pikiran kami dulu yang
bergerak di jalanan. Maka saat, maraknya gerakan massa untuk melawan
ORBA di jalanan yang dimotori oleh mahasiswa, banyak berbagai lagu
digubah sebagai protes. Salah satunya Mars ABRI tersebut. Jadi konteks
gubahan lagu itu memang tuntutan mahasiswa agar ABRI kembali pada
tempatnya, yakni menjadi pelindung dan penjaga RI. Bukan menjadi lembaga
yang menakutkan bagi rakyat.
Kalau
lagu itu sampai direnovasi total syairnya, hampir terbalik dari syair
aslinya, kita semua bisa bertanya, betapa "kejengkelan dan kemarahan"
rakyat bisa terungkap dalam renovasi total dari syair lagu itu. Mars
ABRI yang dirubah syairnya menjadi protes paling keras terhadap peran
ABRI selama rezim ORBA berkuasa. Tidak hanya itu, kita berpikir bahwa
tuntutan untuk mengembalikan fungsi ABRI pada profesinya yang
sesungguhnya justru akan menjadikan ABRI dimampukan untuk mewujudkan
Mars ABRI yang benar.
Reformasi
berjalan, POLRI dipisahkan dari ABRI. ABRI kemudian menjadi TNI.
Meskipun berjalan tidak mulus, karena secara internal ABRI sendiri
terjadi friksi-friksi rumit yang pasti tidak mudah untuk mereka,
akhirnya toh berhasil menempatkan posisi dan fungsinya pada masa
reformasi. Teriakan mahasiswa agar tentara kembali ke barak dan tidak
ambil peran dalam politik praktis pun didengar. Kalau mau berpolitik ya
harus keluar atau pensiun dulu, misalnya seperti AHY, karena "nyalon"
gubernur DKI. AHY harus keluar dari TNI. Hal itu sudah menjadi tanda
bahwa ABRI memang sudah akan menjadi TNI. Tentu saja, perubahan ini
harus tetap dijaga, karena kecenderungan lembaga negara yang memegang
senjata, dia akan selalu punya peluang untuk menggunakan kewenangannya
untuk berkuasa mutlak.
Jika,
hasrat untuk menjadi penguasa mutlak dan kembali menakutkan rakyat,
maka seruan reformasi itu harus diingat bahwa ABRI "....lebih baik
diganti pramuka." Pramuka lebih adem dan suka menolong (rakyat). Itulah
yang membuat Pramuka begitu terkenal di tahun 1998....
No comments:
Post a Comment